Tips_Tricks_2.jpg

Risiko Salah Pakai Oli Mesin Diesel dan Bensin Serta Cara Membedakannya

Diterbitkan29 Mar 2020

28 Aug 2019

Auto2000.co.id Perbedaan karakter mesin bensin dan diesel menyebabkan terjadinya perbedaan kebutuhan oli untuk masing-masing jenis mesin tersebut. Perbedaan mendasar antara keduanya ada pada viskositas dan kandungan detergennya.

Untuk memenuhi kewajiban bekerja di lingkungan sangat panas dan terdapat sisa jelaga, oli mesin diesel memiliki viskositas yang lebih kental dan kandungan detergen yang lebih banyak ketimbang oli mesin bensin.

Dengan nilai viskositas lebih kental, diharapkan oli mesin diesel dapat bertahan di suhu ruang bakar yang tinggi dan tidak mudah rusak racikan kimianya.

Sedangkan detergen dipakai untuk membilas jelaga yang timbul agar tidak berubah menjadi kerak di komponen mesin. Tumbuhnya kerak bisa menghambat kinerja mesin.

BACA JUGA : Banyak Salah Kaprah, Begini Aturan Pakai Mobil Transmisi Otomatis

Mesin Bensin Pakai Oli Diesel

Oleh karena itu, mesin bensin yang memakai oli mesin diesel punya risiko start-up yang berat yang juga berimbas pada tarikan yang ikut berat karena oli lebih kental. Efek jangka panjangnya, konsumsi bensin boros dan emisi gas buang tinggi.

Formula pembilas jelaga juga akan mengendap di ruang mesin akibat oksidasi dan menimbulkan lapisan gel di filter oli dan celah komponen mesin.

Akibatnya, oli tidak bisa bersirkulasi dengan baik dan komponen cepat aus karena fungsi pelumas terhalang oleh gel. Tandanya bisa terasa dari tarikan mesin berat dan hampir pasti boros bensin.

Mesin Diesel Pakai Oli Bensin

Bagaimana dengan oli mesin bensin yang dipakai oleh mesin diesel? Kalau nilai kekentalan oli tidak sesuai, akan membuat mesin overheat karena fungsi pendingin oli tidak bekerja dengan baik.

BACA JUGA : Bagaimana Cara Membuat Anak Tidak Bosan di Dalam Mobil?

Dalam jangka panjang, formula oli juga akan rusak sehingga pelumas tidak dapat melaksanakan 4 tugas utamanya dengan optimal. Kalau sudah begini, potensi mesin rusak bisa terjadi kapan saja.

Apalagi jika oli mesin bensin yang dipakai tidak memiliki fungsi detergensi sebaik oli mesin diesel. Jelaga yang tertinggal akan menempel di komponen mesin, terutama piston, dan menciptakan kerak.

Kerak mampu menahan proses pelepasan panas piston mesin. Kerak juga menghalangi pelumas melakukan proses pendinginan pada piston. Akibat terburuknya, piston memuai dan kemudian menyebabkan mesin berhenti bekerja.

Kerak yang menempel juga membuat proses pembakaran yang mengandalkan tekanan piston tidak akan berjalan optimal dan membuat konsumsi BBM meningkat. Tenaga yang dihasilkan pun turun.

BACA JUGA : Bedah Fitur Servis Aplikasi Yang Bikin Pemilik Mobil Toyota Tenang

Cara Membedakan Oli Mesin Diesel dan Bensin

Oli mesin yang beredar di pasar bebas biasanya mempunyai dua API Service. Sebagai contoh API SL/CF. SL merujuk pada klasifikasi oli untuk mesin bensin, dan CF merujuk pada tingkatan oli untuk mesin diesel.

Parameter lain untuk melihat kesesuaian penggunaan oli mesin adalah pada kode SAE atau kekentalan oli mesin. Seperti SAE 10W-30 dan SAE 10W-40. Semakin besar angka di belakang kode SAE menunjukkan oli tersebut semakin kental.

Cek buku manual seperti apa spek oli mesin mobil Anda sesuai kedua parameter di atas. Patokan tersebut bisa dipakai untuk mencari oli mesin aftermarket yang sesuai keinginan tapi tetap memenuhi kebutuhan mesin mobil.

Namun untuk menjaga kondisi mesin mobil agar tetap prima, sebaiknya Anda konsultasi dengan bengkel resmi Auto2000 dan menggunakan oli mesin Toyota Motor Oil (TMO) yang sudah pasti sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi mesin.

Auto2000

digiroom logo

AUTO2000 DIGIROOM

Dealer Toyota terbesar di Indonesia yang melayani jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan suku cadang Toyota yang terbesar di seluruh Indonesia.