Satu Lagi Tentang Transmisi Matik: Cara Terbaik Memindahkan D – R
Diterbitkan27 Apr 2020
Tips edisi sebelumnya mendapat respon positif. Banyak pembaca menyampaikan terimakasih atas informasi mengenai cara halus saat mengoperasikan transmisi otomatis. Partner kami, www.kompas.co.id pun langsung menampilkan ulang artikel tersebut di rubrik otomotif.
Pada edisi lalu kami menyebut salah satu efek berupa kerusakan pada lock pawl bila sehabis mundur (R) pengendara langsung memindahkan transmisi ke posisi P (parkir), tanpa menunggu roda berhenti terlebih dulu. Style berkendara seperti ini sering disebut cara kasar.
Masih banyak lagi cara halus yang mesti kita terapkan saat berkendara dengan transmisi matik. Kali ini, kami ulas kerusakan yang lebih menyakitkan akibat cara yang tidak halus: berkurangnya respon mesin! Pengoperasian yang kurang tepat lama kelamaan dapat membuat tenaga mesin terbuang percuma.
Dampak seperti ini salah satunya terkait dengan kekeliruan memindahkan transmisi baik dari posisi D (maju) ke R (mundur) maupun sebaliknya, dari R ke D. Sama seperti tips sebelumnya, bila setelah maju Anda ingin mundur, jangan langsung menggeser transmisi. Tunggu sampai roda berhenti. Demikian pula sebaliknya.
Menurut Suwarno, Technical And Training Development ERA AstraWorld, kendati sudah lama berkendara dengan transmisi matik, tidak sedikit pengendara yang belum tahu kerugian-kerugian bila mengoper transmisi ke posisi (R) atau (D) setelah maju atau mundur tanpa menghentikan kendaraan terlebih dahulu.
Pemindahan posisi transmisi tanpa menunggu kendaraan berhenti memang kerap terjadi. Pada umumnya karena si pengendara sedang terburu-buru. Padahal, menunggu sejenak bukanlah pekerjaan sulit. Justru akan jauh lebih menguntungkan. Apalagi bila menghitung kerugian yang dapat muncul akibat gaya berkendara sekasar itu.
Pemindahan langsung semacam itu sama saja dengan membenturkan komponen-komponen dalam sistem transmisi pada waktu yang tidak tepat. Dua efek buruk yang lama-kelamaan akan terjadi adalah:
Muncul suara berisik.Suara tak normal ini biasanya terdengar pada saat perpindahan gigi, mulai masuk gigi, maupun saat kendaraan berjalan.
Efek kedua, seperti sudah disebut di atas: tenaga mesin menjadi kurang responsif.
Tenaga menjadi kurang responsif karena kemampuan kopling meneruskan daya dari mesin ke penggerak roda menjadi berkurang. Penyebabnya adalah karena kampas kopling maupun kampas rem di gear box aus.
Keausan juga dapat terjadi pada roda gigi percepatan. Pemindahan ke posisi R atau D saat roda masih berputar mengakibatkan gesekan pada celah (backlash) roda gigi. Celah ini lama kelamaan bisa semakin besar. Nah, celah yang besar itulah yang kemudian mengakibatkan bunyi di sistem transmisi.
(AstraWorld)
Promo Terkait
Lihat semuaArtikel Lainnya
Lihat semuaShare With:
AUTO2000 DIGIROOM
Dealer Toyota terbesar di Indonesia yang melayani jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan suku cadang Toyota yang terbesar di seluruh Indonesia.