Tips_Tricks_2.jpg

Ketahui Alasan Kampas Rem Mobil Matik Lebih Cepat Habis

Diterbitkan24 Mar 2020

23 Jun 2019

Auto2000.co.id Mengendarai mobil dengan transmisi otomatis memang punya sensasi sendiri dibandingkan manual. Terutama bagi yang kerap melintasi lalu lintas padat seperti Jakarta.

Cukup geser tuas transmisi ke posisi D, Anda tinggal mengandalkan kaki kanan untuk menekan pedal gas dan rem, sementara kaki kiri bisa isitirahat, sehingga berkendara menjadi lebih santai.

Tapi di balik nonaktifnya kaki kiri, rupanya ada konsekuensi yang harus ditanggung pemilik mobil matik, yakni usia pakai rem yang lebih pendek.

Ini karena kampas menjadi lebih cepat menipis. Kondisi ausnya kampas rem jauh lebih cepat dan terasa dibandingkan mobil manual.

BACA JUGA : Spesial Untuk Generasi Millenial, Aplikasi Auto2000 Mobile Siap Memanjakan Kebutuhan Perawatan dan Pembelian Mobil Toyota

Menurut Kepala Bengkel Auto2000 Yos Sudarso, Suparman, menipisnya kampas rem mobil matik memang cukup wajar. Pasalnya, rem menjadi satu-satunya yang diandalkan untuk memperlambat laju mobil.

Tidak seperti mobil manual yang masih bisa dibantu dengan engine brake memanfaatkan momentum penurunan level transmisi.

Kalau dibandingkan dengan mobil manual, mobil matik itu lebih cepat setengahnya. Jadi bila mobil manual ganti kampas rem tiap 60.000 kilometer (km), mobil matik bisa 30.000 sampai 40.000 km sudah ganti, kata Suparman.

Suparman melanjutkan penjelasan, ada tiga poin kenapa kampas rem mobil matik lebih cepat habis dibandingkan manual.

BACA JUGA : Wajib Paham! Ini Alasan Ban Mobil Anda Harus Spooring dan Balancing

1. Menahan Rem

Kebiasaan pemilik mobil matik lebih suka menahan pedal rem dengan kaki dibandingkan memanfaatkan rem tangan saat berhenti. Selain itu, pedal rem diinjak ketika posisi tuas transmisi masih berada di D untuk menahan laju mobil.

Kondisi inilah yang menyebabkan kampas rem cepat habis. Kondisi ini bahkan sudah menjadi kebiasaan para pemilik mobil matik.

Dilakukan hampir setiap berhenti, jika terus-menerus, ketika mobil mau melaju terjadi gesekan antara cakram dan kampas rem, sehingga cukup berat kerjanya.

2. Selalu Diandalkan

Mobil matik memiliki ritme penggunaan rem yang sangat aktif. Mulai dari akan bergerak, memperlambat laju kendaraan sampai mobil berhenti pasti dan wajib menginjak pedal rem.

Otomatis, kondisi ini akan membuat kampas rem bekerja ekstra sehingga cukup wajar bila lebih cepat mengalami keausan.

BACA JUGA : Ini Beberapa Sebab Aktor Film Terkenal Beli Alphard di Auto2000

Mobil matik memang bisa engine brake, tapi dayanya tak sebesar mobil manual. Selain itu hampir setiap pergerakan ketika mengendarai mobil matik, pasti dilakukan dengan menekan pedal rem, kata Suparman.

3. Posisi Netral

Selain beban yang tinggi, pengendara mobil matik juga jarang menyicil rem. Maksudnya, jika sudah terindikasi akan terhalang lampu merah, masih banyak yang melakukan pengereman mendekati posisi berhenti. Kondisi ini membuat rem bekerja lebih keras.

Sementara, pada pengendara mobil manual, kebanyakan sudah menetralkan posisi transmisi jika terlihat akan terhadang lampu merah, baru kemudian mulai melakukan pengereman.

Sebenarnya, metode ini bisa ditiru untuk pengendara mobil matik. Caranya cukup mudah, tinggal dorongan posisi tuas ke N, lalu mulai melakukan pengereman secara bertahap hingga akhirnya mobil bisa berhenti.

Auto2000

Share With:

digiroom logo

AUTO2000 DIGIROOM

Dealer Toyota terbesar di Indonesia yang melayani jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan suku cadang Toyota yang terbesar di seluruh Indonesia.