jalan-layang-antasari.jpg

Sejarah Jalan Layang Antasari dan Tanah Abang-Kampung Melayu

Diterbitkan16 Jun 2021

Jalan layang Antasari menjadi salah satu proyek dari pemerintah daerah DKI Jakarta yang ingin meredam kepadatan kendaraan di ibukota Indonesia ini. Selain itu, jalan layang juga mampu menghadirkan kemudahan bagi para pengendara untuk menuju ke beberapa wilayah lain dengan lebih cepat. Apakah AutoFamily mengetahui sejarah dari jalan layang Antasari dan Tanah Abang-Kampung Melayu? Mari simak informasi selengkapnya bersama Auto2000 di bawah ini.

Sejarah Jalan Layang Antasari

Jalan layang Antasari (dikenal juga dengan sebutan jalan layang non-tol Antasari) mulai dibangun pada November 2010 dan telah diresmikan pada November 2012. Jalan layang ini menghubungkan Antasari dengan Blok M. Ruas dari jalan ini dimulai dari Pasar Inpres Cipete hingga Lapangan Mabar Blok M dengan total panjang 4,8 kilometer dan lebar 8,75 meter.

Terletak di wilayah Jakarta Selatan, keberadaan jalan layang ini memang sangat membantu dalam mendukung mobilitas masyarakat di sekitarnya. Apalagi Jakarta Selatan terhitung sebagai salah satu pusat bisnis. Inilah mengapa diperlukan sekali jalan layang agar semakin mempermudah masyarakat dalam berkendara menuju beberapa wilayah di Jakarta.

DAPATKAN PROMO TOYOTA NEW YARIS DI AUTO2000

Bagi yang belum mengetahuinya, jalan ini dibangun oleh Bidang Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta dengan dukungan beberapa pengembang. Total dana dari pembangunan jalan layang Antasari mencapai Rp737 miliar.

Baca Juga:3 Cara Menggunakan Dongkrak

Sejarah Jalan Layang Tanah Abang-Kampung Melayu

Selain jalan layang Antasari, masih ada infrastruktur seperti ini di Jakarta. Ya, jalan layang Tanah Abang-Kampung Melayu yang dibangun pada tahun 2010 dan diresmikan pada Desember 2013 ini menjadi salah satu proyek ambisius Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta. Panjang jalan ini mencapai 3,4 km.

Jalan layang ini terbentang di atas Jalan Casablanca, Satrio, dan Mas Mansyur. Selain itu juga melintang di atas Jalan Jenderal Sudirman. Dari beberapa nama wilayah yang dilewati oleh jalan layang ini, terlihat jelas bahwa keberadaannya sangat membantu masyarakat dalam beraktivitas. Hal ini terasa dari betapa banyaknya lokasi perkantoran di beberapa wilayah tersebut. Inilah yang membuat jalan layang Tanah Abang-Kampung Melayu memiliki posisi krusial di Jakarta.

Perlu diketahui bahwa jalan layang ini dibangun dari Jalan Casablanca hingga Jalan Prof Dr Satrio. Akses jalur yang awalnya hanya enam telah menjadi sepuluh. Jalan layang ini mampu menampung 7.200 kendaraan tiap jam sehingga mampu mengurai kemacetan kendaraan hingga mencapai 40% setiap harinya.

Baca Juga:6 Cara Mengusir Kecoa dari Dalam Mobil

Dibangun dengan Tujuan Tersendiri

Dari kedua jalan layang di Jakarta, mana yang paling sering AutoFamily lalui? Jalan layang ini juga termasuk sebagai Jalan Layang Non Tol (JLNT) dengan maksud tujuan untuk mengurai kepadatan di ibukota.

Menurut data, bahwa ada lebih dari 230 mobil dan hampir 900 sepeda motor baru memasuki ruas jalan di Jakarta. Dengan tingkat kemacetan yang mengancam, maka pembuatan JLNT menjadi salah satu solusi paling baik. Itulah mengapa daerah Antasari dan Tanah Abang-Kampung Melayu dipilih sebagai titik awal pembuatan JLNT.

Baca Juga:7 Jenis Lampu LED Mobil Berdasarkan Fungsinya

Semoga informasi di atas dapat bermanfaat bagi AutoFamily dan jangan lupa untuk selalu melakukan service mobil secara berkala bersama Auto2000. Bengkel Auto2000 selalu didukung oleh barisan teknisi andal dan berpengalaman.KunjungiDealer Toyotasekarang jugadan dapatkan berbagaiPromo Dealer Mobil Toyotaterbaru untuk berbagai jenislayanan purna jualAuto2000. Anda bisa jadwalkan kunjungandi sini.


digiroom logo

AUTO2000 DIGIROOM

Dealer Toyota terbesar di Indonesia yang melayani jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan suku cadang Toyota yang terbesar di seluruh Indonesia.